Indonesia . . .
Melihat tubuh
Indonesia saat ini tak lagi gagah nan
berwibawa, dada garuda tak lagi membusung, cakarnya pun tak lagi mencengkram
kuat “Bhineka Tunggal ika”.
Budaya gotong
royong merapuh terkoyak dimakan arus
budaya baru. Kepentingan bersama bukan menjadi semboyan masyarakat Indonesia
lagi, mereka berlomba siapa yang paling punya dan menusuk tanpa darah saudara
sebangsanya. Ya, Pesan Founding Fathers tentang Perjuangan pasca kemerdekaan
jauh lebih berat itu benar terjadi saat ini. Golongan satu menebas golongan
lain, individu satu menyapu individu lain. Keras memang karena individualis
sudah mengakar di benak mereka, menjadi pendorong perang kepentingan antar
sesama.
Baru baru ini
kasus tindak pidana korupsi makin mengemuka, tergambar bagaimana banyak nya
oknum pejabat negara yang menjadi OTT (Operasi Tangkap Tangan) pihak KPK. Mulai
dari yang kasus gratifikasi kepala daerah sampai kasus drama papa SN yang
begitu skenario terancang indah. Korupsi memang masih menjadi PR berat para
penegak hukum di negeri ini, dimana sudah seperti ketidak benaran yang
membudaya bagi para mereka untuk menjadi tikus berdasi.
Tak usai pada
korupsi, perubutan tahta pemerintahan menjadi orientasi praktis tokoh
terkemuka. Hingga issu SARA sangatlah menjamur di media, dengan tujuan saling
mejatuhan dan perebutan suara. Perpecahan dimulai dari sini, bagaimana setiap
golongan melabeli kentingan mereka masing masing dengan nama “Kita seagama,
Kita Satu Suku, Kita satu partai, dan seterusnya”. Tentu dengan mereka berkuasa
akan lebih mudah melenggangkan kepentingan yang menguntungkan golongannya
sahaja.
Globalisasi
telah merubah kehidupan penerus bangsa saat ini, bua sendiri mulai tergerogoti
dengan canggihnya teknologi. Harta waris bangsa ini tak lagi mengalir pasti
dalam nadi, semua tergerus efek sifat yang apatis dan skeptis. Atas nama gengsi
hal konyol diluar nalar menjadi sensasi tersendiri sangat diminati, smapai
mereka lupa bahwa mereka punya permaian asli dari tanah kelahirannya.
Diatas sebagaian
contoh wajah kehidupan bangsa saat ini, angkatan muda sebagai penerus bangsa
memikul berat. Menjadi pewaris kebobrokan pendahulunya atau pelaku perubahan
sejarah baru Indonesia gagah mengangkasa yang menjunjung tinggi rasa cinta
kepada tanah airnya.
NASIONALISME
solusi paling tepat bagi angkatan muda, rasa ini harus kembali ditanam, rasa
ini harus ditumbuhkan, disiram, dipupuk dan dirawat dalam kehidupan generasi
muda. Secara arti nasionalisme menurut arti adalah suatu ajaran atau paham
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dengan kata lain jiwa bangsanya
mengalir dalam kehidupan sehari hari. Dengan demikian nasionalisme akan
mengakar kuat dalam generasi muda, kepentingan bangsa akan menjadi tujuan
mereka bersama. Belajar dari generasi tua sebelumnya yang telah larut dalam
euforia kemajuan teknologi yang lupa akan kandung diri.
Dunia Pendidikan
menjadi ranah yang sangat srategis dalam menumbuhkan nasionalisme pada generasi
muda, mulai dari pendidikan dasar haruslah berkepribadian kebudayaan bangsa
indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta maka haruslah mengenal dulu budayanya.
Melalui kurikulum lah semua tenaga pendidik akan lebih mudah dalam membuat
pedoman pembelajaran yang akan menumbuhkan rasa nasionalisme. Pendidik akan
sangat terbantu dalam pembentukan karakter siswa jika sudah ada kurikulim
tentang bagaimana dunia pendidikan Indonesia harus memiliki kepribadian
berkebudayaan.
Dalam praktek
pembelajaran materi guru akan menciptkan suasana kelas yang diinginkan dengan
turut memasukan materi tersirat untuk merangsang pola pikir peserta didik dalam
berimajinasi. Tentunya dengan tujuan yang sama yaitu munculnya rasa
nasionalisme pada peserta didik, masing masing guru mata pelajaran memiliki
cara dan metode pengajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Hal yang
tak lupa juga muatan lokal harus lah menjadi prioritas sekolah dalam membangun
karakteristik lulusan.
Disini sebagai
contoh dalam mata pelajaran PJORK ( Pendidikan Jasmani Olahraga Rekreasi dan
Kesehatan ) yang sering dianggap remeh dan juga tentunya saya sebagai mahsiswa
jurusan Pendidikan Olahraga menjadi alasan utama untuk mengambil contoh.
Tujuan utam mata
pelajaran ini adalah pemenuhan kebutuhan gerak peserta didik dan tentunya untuk
menjaga pola hidup yang sehat, karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Maka dengan kuatnya jiwa peserta didik maka akan membantu dalam tahap
proses berfikir mereka karena bdan mendukung kinerja otak.
Nah dalam
lingkup ini dalam penyampaian materi tentunya karakter yang dimasukkan dalam
permainan bisa merangsang kebiasaaan mereka untuk bernasionalime tanpa peserta
didik sadari. Permainan dalam penyampaian tugas gerak dimasukkan unsur kerja
sama, permaianaan tradisional, menghargai lawan,dan mau menerima kekalahan.
Hal itu akan
selalu tertanam dalam kehidupan mereka sehari hari yang dimana kepentingan
bersama akan menjadi prioritas mereka.
Selain itu dalam
pembelajaran juga peserta didik diberikan tugas yang dimana akan dibahas
bersama, bagaimana prestasi bangsa dalam dunia olahraga khususmya. Disitulah
celah materi tentang wawasan kebangsaan bisa masuk, sehingga mata pelajaran
olahraga lebih aktif dan juga tidak melulu hanya bermain..
Dengan kelas
yang seperti itu juga diharapkan muncul bibit atlit yang terdidik jiwanya, yang
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Jadi mata pelajaran yang remehpun
merupakan celah penanaman dan penumbuhan rasa nasionaisme generasi muda.
Tentunya semua
mata pelajaran memiliki metode penyampaian yang berbeda dalam penumbuhan rasa
ini. Suatu tujuan yang sama haruslah disepakati
bersama dan dilakukan dengan bersama untuk mendapatkan hasil yang nyata.
Jika sudah
terciptanya suasana pendidikan indonesia yang berkebudayaan dan tempat pencetak
generasi nasionalis, maka pendidikan merupakan tombak kemajuan bangsa akan
memainan kartu As nya dalam menjawab tantangan dunia. Generasi yang dicetaknya
generasi yang menjunjung tinggi atas apa yang dimiliki bangsanya dan menggali
potensi bangsanya untuk terciptanya masyarakat Indonesia yang bernafas
Pancasila berjiwa Nasionalis.
Kehidupn
masyarakat akan jauh lebih baik, butir butir dalam Pancasila akan secara
otomatis diamalkan generasi yang terbentuk dari dunia pendidikan yang
berkepribadian kebudayaan Indonesia. Nasionalisme telah menjadi Ksatria bangsa
dengan menyelamatkan arah Indonesia, ini subuah gagasan, sebuah imppian, sebuah
cita bahwa Persatuan dan kesatuan Bangsa dengan bumbu nasionalisme akan
menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan
pengahapus sikap apatis,
Pendidikan
Penumbuh generasi nasionalis,
Dan Dunia
Pendidikan adalah PABRIK NASIONALISME.
Merdeka...!!!!
Write By: Sigit Ansori | Gresik , 7
Agustus 2018

Komentar
Posting Komentar