Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Manusia, Informasi, dan Politik

Pertama-tama tulisan ini hadir untuk dikritik para pembaca karena dengan sangat sadar saya meyakini   argument yang saya bangun penuh dengan kekurangan karena itu saya sangat berharap datangnya kritik untuk menguji argumentasi ini. Dengan pengamatan saya akan adanya Socmed War dalam berjalannya demokrasi hari ini saya ingin mengungkapkan gagasa-gagasan dari pengamatan saya yang tentunya juga pengguna social media. Di mulai dari peristiwa pemilihan gubernur Jakarta ketika Ahok diburu-buru oleh kaum yang mengaku gerakan ke-Islaman karena ucapannya tentang surat Al-Maidah dalam Al-quran   sebagai alat manipulasi massa, peristiwa ini tidak menunggu lama untuk meletuskan Aksi 212 sebagai tindakan “Bela Islam”. Ucapan Ahok yang mungkin dimaksudkan adalah untuk menangkal pengaruh dogmatis Islam yang mungkin bisa digunakan oleh lawan politiknya kala itu yaitu PKS malah menjadi petaka yang lebih besar baginya. Ke viralan video dokumentasi ucapan Ahok yang sangat merata dan cepat da...

Negara Sebagai Mesin Pembuat Terror Massal dan Upaya Untuk Mengamankan Kursi Kekuasaan

Pasca peristiwa Gestok (Gerakan Satu Oktober) 1965, Orde baru (Suharto), berupaya untuk menyingkirkan pengaruh komunis di bumi Indonesia, dengan menjadikan PKI sebagai kambing hitam terhadap peristiwa pemberontakan tersebut. Dengan dalih mengatakan dan menuding bahwa PKI lah dalang daripada peristiwa pemberontakan Satu Oktober 1965 , maka Negara, dalam hal ini Presiden Suharto punya alasan kuat serta kendali penuh untuk melakukan eksekusi terhadap PKI secara keseluruhan, tanpa melalui pengadilan terlebih dahulu dan menimpakan seluruh kesalahan pada PKI Eksekusi itu dilakukan oleh suharto dengan cara menembak mati orang orang yang terlibat dan diduga sebagai anggota dan simpatisan PKI. Dari data yang didapat, bahwa sekitar kurang lebih 500 ribu - 3 juta nyawa melayang, peristiwa tersebut terjadi di Jawa dan Bali Sebuah peristiwa yang dapat disebut sebagai Genosida / pembantaian massal, menjadi sejarah kelam dalam masa pemerintahan orde baru. Kemudian setelah Suharto berhasil menu...

Suara Yang Hilang

Suara itu, dulu bergema dalam bumi pertiwi Suara itu, dulu bergema bersama kebenaran Suara itu, semakin mengeras dan makin lantang Namun tak lama, suara itu tiba tiba menghilang Menghilang dan tak kembali lagi Bersama arogansi militerism, suara itu lenyap Diredam moncong senjata dan tirani rezim biadab Sunyi, hilang dan tak lagi ada Tertutup nafsu kekuasaan Namun kini, setelah rezim diktator lenyap Suara itu perlahan muncul kembali Bersembunyi dibalik ketidakadilan Merangkak mencari jalan keluar Menuju jalan pembebasan Bersama cahaya kebenaran, suara itu hidup Dari dalam goa, suara itu kembali bergema Menyuarakan kebenaran dan pembebasan Bersama mereka yang papa dan dirampas haknya Suara itu akan terus meronta bersama hilangnya hak asasi manusia Suara yang hilang itu, kini menjadi momok menakutkan yang mengganggu tidur para penguasa Kebenaran kan terus menyeruak dan mengangkasa Dalam peraduannya mendekap bersama sepi Tumpah serapah dari mulut para pemberontak dan mereka yan...

Krisis Demokrasi di tengah gejolak modernitas dunia

Mengamati dinamika perkembangan zaman serba modern ini, saya mengambil pilihan untuk mengamati kondisi demokrasi di Indonesia saat ini. Dan penilaian saya menilai bahwa cukup buruknya demokrasi kita saat ini yang mana banyak terjadi penyimpangan dan tindak kesewenang wenangan oleh elemen elemen masyarakat sendiri yang bagi saya kurang memiliki pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan demokrasi dan tidak menyadari hak hak dasar setiap individu manusia dalam eksistensinya sebagai bagian dari makhluk hidup. Kita tau bahwa ide / gagasan demokrasi yang awalnya bermulai dari Yunani yang berasal dari kata “Demos” dan “Kratos” yang artinya pemerintahan rakyat atau lebih tepatnya pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat pula. Kesimpulannya demokrasi adalah dimana suatu system pemerintahan berada pada kedaulatan rakyat / rakyat lah pemilik sah pemerintahan tersebut. Namun yang terjadi hari ini sungguh jauh panggang dari api, yang mana bisa kita lihat di berbagai media soc...

Nasionalisme Tanpa Kemanusiaan Itu Barbarisme

Ketika kamu diminta menulis tentang nasionalisme, kita bisa bayangkan bagaimana kemana-mananya pemikiranmu. Sampai kamu menemukan salah satu bagian yang akan kamu jabarkan panjang. Sebelumnya menurutmu, nasionalisme itu apa sih? Teriak EN-DO-NE-SA dipertandingan sepak bola? Kalau galau dengerinnya Padi, bukan Sam Smith? Atau apa? apa pun itu, terserah kalian saja. Terpenting jangan ada pembodohan diantara kita. Menurut wiki, Nasionalisme  adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah neg ara  (dalam  bahasa Inggris   nation ) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia  yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal. Belum lagi menurut Soekarno dimana sosio-nasionalisme dengan paham humanisme-nya, Tan Malaka dengan Madilog-nya, juga Eduard Douwes Dekker dan Ernest Douwes...

Kaum Marhaen Yang Semakin Tertindas

Marhaenisme adalah sebuah paham atas dasar dari pemikiran rakyat yang telah di tindas hak-haknya karena sebuah sistem kapitalisme atau sistem penguasaan, dimana pemilik modal adalah sebagai bos atau pemimpin jalannya roda perekonomian. Marhaenisme lahir ketika Bung Karno mengamati seorang petani yang bernama pak Marhaen, hal tersebut karena petani tersebut bekerja keras tanpa memiliki penghasilan yang cukup. Kenapa terjadi demikian? Karena sistem dari hasil petani yang menggunakan Kapitalisme oleh para tengkulak. Marhaen bukan dari kalangan petani saja, semua pekerjaan yang menggunakan sistem Kapitalisme semua pekerjanya juga termasuk dalam kelompok Marhaen, banyak contoh lainnya dari pekerjaan yang pekerjanya menjadi Marhaen, salah satunya adalah petani garam. Garam di Indonesia kualitasnya memang masih di bawah standar karena petani di Indonesia masih menggunakan cara yang manual. Dalam kasus petani garam di Indonesia, harga garam masih termasuk mahal jika di bandingkan dengan i...