Sarjana merupakan gelar yang disematkan kepada mahasiswa yang telah mampu menyelesaikan proses belajar di Perguruan Tinggi.
Pendidikan
merupakan ujung tombak kemajuan peradaban, pendidikan juga yang
memunculkan cluster baru dikalangan masyarakat. Yang dimana membedakan
orang terdidik secara formal dan non formal.
Masyarakat mengamini bahwa mahasiswa dianugrahkan bagi golongan yang memiliki ekonomi berada.
Lingkungan
masyarakat juga menjadi asal mahasiswa dilahirkan dan dimana dia
seharusnya berhijrah dari lingkungan itu di perguruan tinggi.
Jelas
harapan orang tua tidak ingin melihat anaknya tidak hidup berkecukupan.
Ya, melalui tahapan kuliahlah nilai jual seorang anak akan
diperhitungkan di dunia kerja.
Konsep
pemerintah dalam ranah pendidikan jelas untuk meningkatkan kualitas SDM
warganya, munculah kurikulum yang dibuat sebagi pedoman pembelajaran.
Dan dari situlah sarjana yang terlahirkan mampu mengamalkan ilmunya.
Yang
terlihat digenerasi Z (milineal). Teknologi semakin mendukung dalam
prose pembelajaran. Namun dilapangan sangat tragis, muncul satire satire
dan sarkas terhadap mahasiswa sekarang .
Nafsu telah mengalahkan esensi, gengsi telah menghapus nurani.
Miris
memang ketika dalam proses menjadi mahasiswa, dia hanyalah menciptakan
Topeng cantik nan indah. Demi apa ? Ya sebuah pengakuan lingkungan dan
penilaian orang lain.
Banyak anak kecil pilu dipelosok negri,
Banyak anak kecil menghabiskan atom terakhirnya untuk bekerja,
Banyak anak kecil murung tak mampu bermain bersama.
Gurunya sibuk mencari keuntungan,
Gurunya sibuk mencari kemapanan,
Gurunya sibuk bersolek dunia maya.
Dogma
kekayaan sumber kebahagiaan telah berhasil menancapkan paku buminya di
generasi ini. Sehingga mahasiswa identik dengan brand ternama dan gerai
dunia.
Sarjana untuk semua umat dan generasi ?
Atau sarjana untuk ajang menaikan harga jual diri ?
Lekas sadar mahasiswa sebelum anda lupa !
Write By: S. Ansori | Surabaya, 3 Juni 2018
Komentar
Posting Komentar