Langsung ke konten utama

Bung Karno : Bapakku, Kawanku, Guruku

Oleh : Guntur Soekarno Putra

Di buku ini Kita tidak akan menemukan salah satu Bapak Proklamator Indonesia selayaknya tulisan, berita, artikel ataupun esai yang dibuat mengenai dirinya. Kita akan membaca buku keseharian Presiden pertama Indonesia dari perspektif anak sulungnya, Guntur Soekarno Putra.

Pembaca disuguhkan bagaimana seorang Presiden sekaliber Soekarno adalah seorang manusia biasa pula. Seperti salah satunya adalah seberani apa pun Soekarno dengan kolonial dan penjajah, Soekarno tetap takut juga ketika Guntur membawa mobil dengan kecepatan 100 Km atau ia bukan lah seorang yang bisa berenang dan lain sebagainya, yang justru menimbulkan sisi humor dalam buku ini. 

Dibuku ini selain menceritakan pandangan Soekarno terhadap sesuatu, juga menyorot ia sebagai sosok Ayah bagi anak-anaknya, terlebih Guntur. Soekarno bersikap terbuka terhadap pendapat anaknya mengenai haknya sebagai kaum muslim yang diperbolehkan beristri lebih dari satu. Walaupun, Guntur juga harus memperhatikan hak tersebut dalam pendapat yang ia utarakan. 

Banyak pula kejadian lucu yang dipaparkan oleh Guntur di buku ini. Seperti ketika Soekarno sedang menghadiri konfrensi negara-negera non blok, Bung Karno mencari cara untuk menarik perhatian pendukung Mesir dan India melalui tokoh perjuangannya masing-masing, Nasser dan Nehru. Sebelum tiba giliran Soekrano berpidato mengenai gagasannya, ia bangkit berdiri dari kursinya menuju kursi Nasser dan membisikan sesuatu dengan raut muka serius dan ditanggapi dengan anggukan oleh Presiden Nasser. Kemudian setelah duduk sebentar di kursinya, Soekarno menuju meja yang terdapat Nehru. Soekarno melakukan hal yang sama kepada Nehru. Seketika suasana konfrensi menjadi panas, karena Soekarno dari Indonesia telah berhasil membuat dua pemimpin India dan Mesir mengangguk setuju pada gagasannya. Tapi apa yang dikatakanya? Ia hanya mengundang mereka berdua untuk makan malam, setelah melewati waktu konfrensi! Ahahaha. Taktik perjuangan, begitu lah menurut Soekarno.

Dan masih banyak kisah unik dan menarik diceritakan di buku ini. Buku yang jangan sampai ketinggalan untuk dibaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“9 Buku yang Harus Dibaca Kader GMNI Agar Tidak Cuma Bisa Teriak Merdeka”

Sekilas Marhaenisme