Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Studi Kader Bangsa(KSB) Angkatan IV

indONEsiaku

Tak ada satupun orang yang sama persis pernah bertemu dengan semua orang yg pernah kau temui, begitupun tak ada satupun yg pernah merasakan yang kau rasakan, apalagi berfikir sama persis seperti bagaimana kau berfikir selama ini. meskipun kita semua telah terbentuk berdasarkan standard atau paradigma paradigma yg telah beredar di masyarakat, misalnya ukuran untuk anak yg pandai adalah yang nilai rapor nya bagus, juara ini itu. kemudian pendapat publik saat ini bahwa perempuan cantik itu yang putih, tinggi, rambutnya panjang dan terlihat 'sempurna' berdasarkan opini yg terbentuk di masyarakat. bukankah opini2 tersebut dapat di geser? bukankah norma di setiap daerah juga berbeda. setiap diri kita ini adalah pribadi yang unik, pribadi yang merdeka, merdeka memilih bagaimana kita memilih, entah memilih seperti bagian masyarakat pada umumnya atau memilih untuk menjadi penggerak wacana wacana yg ada. jadilah bijak, karena pilihan kan selalu ada. tantangan yg ada pun semakin bertamb...

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016

Sekilas tentang pendidikan di Indonesia. Kita tahu bahwasannya pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat riskan di negeri ini. Kenapa seperti itu ? Karena kita melihat masih banyak ketimpangan-ketimpangan sosial yang ada di masyarakat. Padahal dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan" Kemudian dilanjut dengan pasal 31 ayat (2) yang berbunyi "S etiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Dari pasal 31 ayat (1) dan (2) ini sudah jelas bahwasannya setiap warga negara berhak mengenyam yang namanya pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya. Namun pada kenyataannya saat ini yang bisa mengenyam pendidikan rata-rata adalah mereka yang pintar-kaya, kurang pintar-kaya, dan pintar-miskin. Terus bagaimana dengan mereka yang kurang pintar-miskin. Kalo melihat sistem pendidikan di Indonesia, kebanyakan mereka yang berduit selalu dengan mudah mau masuk di sekolah mana saja. Dan...

Perpustakaan terbesar di Asia Tenggara (570 M) atau rumah baca sederhana tapi menyeluruh dengan dana yang sama ?

JAKARTA, KOMPAS.com — DPR merencanakan pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. Rencana membangun perpustakaan ini muncul setelah Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menerima sejumlah cendekiawan yang menginginkan pembangunan perpustakaan itu. "Soal anggarannya, saya akan bincang-bincang dengan pimpinan DPR lain, kesetjenan, dan pimpinan fraksi. Kita akan rembukkan," kata Ade dalam jumpa pers seusai pertemuan tertutup dengan para cendekiawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Pembangunan itu akan menggunakan dana yang sudah dianggarkan untuk pembangunan gedung baru DPR sebesar Rp 570 miliar pada APBN 2016.  "Dibangun tetap satu gedung, nanti kita lihat perpustakaannya sampai lantai berapa, terus sisanya ruang anggota. Yang penting perpustakaannya terbesar di Asia Tenggara," ujar Ade.  Ade meyakini pemerintah mempunyai cukup dana jika Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak bisa segera selesai pembahasanny...

Pejuang GmnI Komisariat Fmipa Unesa mengibarkan bendera GmnI saat Wisuda

Happy Graduation buat Putra Ahmad Sandi,Amd (Bung Sandi) dan Achmad Rifai,S.Pd (Bung Rifai) semoga perjuangan dan ilmu yang di dapat selama ini bisa bermanfaat bagi bangsa,negara dan masyarakat khususnya Indonesia. Pejuang dari GmnI Komisariat Fmipa yang kemarin diwisuda dengan toga dan bendera GmnI. Perjuangan bagi pejuang tak berhenti sampai disini. Namun masih banyak hal yang perlu diperjuangkan. Selamat ber-GmnI ria dan sukses ke depannya para Marhaenis. Aktifis pasti lulus. Terbukti dengan bukti bukan dari kabar-kabar burung yang tak jelas. Merdeka!!!! GmnI Jaya!!! Marhaen Menang!!!!

Indonesia Menggugat

Oleh: Ir.Soekarno Konteks: Peradilan landraad di Bandung, 18 Agustus hingga 22 Desember 1930; dakwaan Undang Undang Hukum Pidana, pasal 161, 171, dan 153 yang dikenal sebagai Haatzaai artikelen Pidato Bung Karno tentang Imperialisme dan Kapitalisme : Tuan-tuan Hakim yang terhormat! Di dalam aksi kami sering-sering kedengaran kata-kata “kapitalisme” dan “imperialisme”. Di dalam proses ini, dua perkataan ini pun menjadi penyelidikan. Kami antara lain dituduh memaksudkan bangsa Belanda dan bangsa asing lain, kalau umpamanya kami berkata “kapitalisme harus dilenyapkan”. Kami dituduh membahayakan pemerintah kalau kami berseru “rubuhkanlah imperialisme”. Ya, kami dituduhkan berkata bahwa kapitalisme = bangsa Belanda serta bangsa asing lain, dan bahwa imperialisme = pemerintah yang sekarang! Adakah bisa jadi benar tuduhan ini? Tuduhan ini tidak bisa jadi benar. Kami tidak pernah mengatakan, bahwa kapitalisme = bangsa asing, tidak pernah mengatakan ba...

Merdeka 100%

Oleh : Tan Malaka Ditulis di tengah suasana peperangan besar Surabaya 1945, buku ini barangkali merupakan karya Tan Malaka yang paling imajinatif. Brosur ekonomi-politik yang dituturkan dalam gaya naskah drama, percakapan antara kelima tokoh yang oleh Tan Malaka dijuluki “para pendakwa modern”, yakni: Godam (wakil kaum buruh), Pacul (wakil kaum tani), Denmas (wakil priyayi), Toke (wakil kelas pedagang), Mr. Apal (wakil kaum intelektual) "Barang kali kita manusia pun tak akan sampai kepada masyarakat yang sempurna. tetapi kita senantiasa selangkah demi selangkah bisa menghampiri kesempurnaan" (hlm.6)

Madilog Tan Malaka

Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) ditulis oleh Tan Malaka yang terkenal sebagai seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Dalam filsafat, teori materialisme menyatakan bahwa satu-satunya yang ada adalah materi, bahwa segala sesuatu terdiri dari materi dan semua fenomena (termasuk kesadaran) adalah hasil interaksi material. Dengan kata lain, materi adalah satu-satunya substansi. Untuk banyak filsuf, tidak hanya 'fisikalisme' identik dengan 'materialisme', tapi mereka menggunakan kedua kata untuk menggambarkan posisi yang mendukung ide-ide dari fisika yang mungkin tidak peduli dalam arti tradisional (seperti anti-materi atau gravitasi). Oleh karena itu sebagian besar diskusi filsafat pada umumnya menyatakan materialisme mungkin relevan dengan fisikalisme. Juga terkait adalah ide-ide naturalisme metodologis (yaitu "mari kita setidaknya melakukan ilmu seakan fisikalisme benar")...

Bung Karno : Bapakku, Kawanku, Guruku

Oleh : Guntur Soekarno Putra Di buku ini Kita tidak akan menemukan salah satu Bapak Proklamator Indonesia selayaknya tulisan, berita, artikel ataupun esai yang dibuat mengenai dirinya. Kita akan membaca buku keseharian Presiden pertama Indonesia dari perspektif anak sulungnya, Guntur Soekarno Putra. Pembaca disuguhkan bagaimana seorang Presiden sekaliber Soekarno adalah seorang manusia biasa pula. Seperti salah satunya adalah seberani apa pun Soekarno dengan kolonial dan penjajah, Soekarno tetap takut juga ketika Guntur membawa mobil dengan kecepatan 100 Km atau ia bukan lah seorang yang bisa berenang dan lain sebagainya, yang justru menimbulkan sisi humor dalam buku ini.  Dibuku ini selain menceritakan pandangan Soekarno terhadap sesuatu, juga menyorot ia sebagai sosok Ayah bagi anak-anaknya, terlebih Guntur. Soekarno bersikap terbuka terhadap pendapat anaknya mengenai haknya sebagai kaum muslim yang diperbolehkan beristri lebih dari satu. Walaupun, Guntur juga harus memperhatik...

Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1

Oleh : Ir.Soekarno "Maka saya meninggalkan dunia jasmani ini dan saya masuk kategori dalam pidato dan keterangan-keterangan yang sering masuk ke dalam world of the mind. Saya meninggalkan dunia yang material ini, saya masuk di dalam world of the mind. Dunianya alam cipta, dunia khayal, dunia pikiran. Dan telah sering saya katakan, bahwa di dalam world of the mind itu, di situ saya berjumpa dengan orang-orang besar dari segala bangsa dan segala negara. Di dalam world of the minditu saya berjumpa dengan nabi-nabi besar; di dalamworld of the mind itu saya berjumpa dengan ahli falsafah, ahli falsafah besar. Di dalam world of the minditu saya berjumpa dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang besar, dan di dalamworld of the mind itu saya berjumpa dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang berkaliber besar." Kutipan di atas ini bukan berasal dari buku ini, tetapi dari pidato resmi terakhir Bung Karno yaitu pidato Nawaksara. kutipan ini, yang menjadi tonggak perjuangan t...

Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Disadur bebas dan diceritakan kembali dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi oleh Cindy Adams ” Saat Masuk kuliah “Aku berkeinginan untuk meneruskan universitas di Belanda karena biasanya seorang yang ingin sekolah teknik pergi ke negeri Belanda, tetapi ibuku melarang dengan alasan biaya yang cukup besar dan ingin aku tinggal disini diantara bangsaku sendiri” “Dan begitulah aku mendaftar diri ke universitas di bandung, mungkin suara ibuku yang didengar, akan tetapi sesungguhnya tangan Tuhanlah yang menggerakkan hatiku” Teman Kuliah dan Pergaulan “Aku termasuk diantara 11 orang pribumi Indonesia yang bermuka hitam terapung-apung kian kemari dalam lautan kulit putih berambut merah, berjerawat dan bermata hijau seperti kucing ” “Biasanya anak Belanda menyorakkan kami dengan kata-kata “Hei kamu anak inlander (pribumi-red) bodoh mari sini”, Aku tidak tahu kekuatan apa yang ada padaku, aku hanya tahu, bahwa sekalipun aku tidak mengucapkan sepatah kata, keh...

Marhaenisme Ideologi Kita

Marhaenisme (by : Wikipedia) Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Untuk masa sekarang, ideologi ini telah berkembang dan dikenal dengan nama Marhaenisme Kekinian. Ideologi ini dikembangkan dari pemikiran presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ajaran ini awalnya bermaksud mengangkat kehidupan rakyat/orang kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa. Marhaenisme diambil dari seorang petani bernama Marhaen yang hidup di Indonesia dan dijumpai Bung Karno pada tahun 1926-1927. Dalam versi yang berbeda, nama petani yang dijumpai Bung Karno di daerah Bandung, Jawa Barat itu adalah Aen. Dalam dialog antara Bung Karno dengan petani tersebut, selanjutnya disebut dengan panggilan Mang Aen. Petani tersebut mempunyai berbagai faktor produksi sendiri termasuk lahan pertanian, cangkul dan lain-lain yang ia olah sendiri, namun hasilnya hanya cukup untuk kebu...