Langsung ke konten utama
Surat untuk Putri Jawa di Tahun 2020

Saya tidak pernah tahu apakah surat ini dapat sampai dengan baik kepada Raden Ajeng. Sebab kalau saja saya hidup dan menua pada tahun yang sama dengan Raden Ajeng Kartini, saya tidak yakin surat seorang hamba sahaya  mampu sampai pada tangan seorang anak priyayi. Bahkan saya juga tidak yakin betul, tentang nasib saya ini. Apakah saya akan punya kesempatan untuk belajar? Atau jangan-jangan saya sedang menimang-nimang anak ketiga atas keyakinan bahwa anak perempuan hanya ditakdirkan mengurusi dapur agar terus mengepul.

Surat-surat Raden Ajeng kepada Nn. Zeehandelaar dan Ny. Abendanon mampu menginpirasi perempuan, seperti saya ini. Meskipun banyak orang yang meragukan bakti Raden Ajeng sebab mereka menganggap remeh benar perlawanan dengan menggunakan pena. Tetapi tidak pula saya menuduh mereka yang bukan-bukan lantaran mereka tak sepakat dengan gelar pahlawan yang diberikan kepada raden ajeng. Tapi boleh saya mengutip kata-kata pram yang turut membukukan kisah juang Raden Ajeng, “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi sampai jauh, jauh kemudian hari”. Kiranya itu sudah cukup untuk mewakili rasa hormat saya kepada Raden Ajeng.

Dan sekarang, biarlah saya memperkenalkan diri saya dengan baik. Sebab tak laik pula bila saya lancang mengirim surat untuk perempuan luar biasa padahal raganya terpenjara, tangan dan  kakinya terpasung, dirantai oleh hukum, adat dan konvensi tanah air waktu itu. Tapi ceruk akal pikirnya dalam, menebas jauh cakrawala, sangat jauh!
Saya seorang Sarinah, bukan nama asli saya. Hanya sebuah sandingan nama dengan filosofi. Dari Organisasi yang telah membebaskan perempuan untuk ikut berpendapat dan bergerak. Tapi hanya segelintir kecil, sebab masih banyak pula kaum perempuan yang belum mendapat hak yang sama dengan laki-laki di luar sana, diluar organisasi. Di dunia antara perempuan dan laki-laki.

Raden Ajeng Kartini,
Hari ini, perempuan dan laki-laki sudah boleh mengakses pendidikan. Telah jauh kemajuan menembus jaman lebih dari yang Raden Ajeng cita-citakan.
.
Selengkapnya di bit.ly/ulia2020

From : Mas Uliatul Hikmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“9 Buku yang Harus Dibaca Kader GMNI Agar Tidak Cuma Bisa Teriak Merdeka”

Sekilas Marhaenisme