Langsung ke konten utama

Pendidikan jembatan emas Indonesia maju

hadi
May 10 · 4 min read
Sebentar lagi Indonesia mengalami bonus demografi dimana jumlah penduduk yang produktif melebihi penduduk ketergantungan. Hal ini merupakan bonus bagi Indonesia, dengan adanya bonus tersebut seharunya Negara Indonesia mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, menurut word bank, Indonesia saat ini menjadi kekuatan ekonomi asia tenggara dan masuk kedalam G20 dan juga daya beli masyarakat 10 terbaik di dunia. Hal ini merupakan kabar baik untuk bangsa Indonesia, tetapi tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia mampu menjadi kekuatan ekonomi dunia bersanding dengan Negara-negara super power seperti China, Amerika, bahkan Rusia. Hal ini dapat di capai apabila kualitas dari sumber daya manusia bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa yang lain. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang mampu bersaing maka tidak jauh dari kata pendidikan itu sendiri. Pendidikan sangat lah penting bagi pembentukan sumber daya manusia maka pendidikan merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu Negara. Kita tahu saat ini bahwa pendidikan di Indonesia masih belum bisa di katagorikan baik, menurut kementrian pendidikan republik Indonesia tahun 2018 jumlah sekolah dari SD-SMA/SMK berjumlah 307.655 baik swasta maupun negri. Dengan data tersebut kita tahu bahwa pendididkan di Indonesia masih belum merata, misalnya di daerah Indonesia timur di sana kualitas akan sarana dan juga prasarana masih belum memadai. Kualitas dari pendidik/guru masih kurang kompeten. Akibatnya, banyak anak yang putus sekolah. Menurut, PAUDNI terdapat sekitar 800ribuan anak putus sekolah. Angka tersebut bukan merupakan angka yang kecil. Bayangkan, 800 ribu anak tersebut seharusnya dapat di cetak menjadi sumber daya manusia yang kompeten apabila pendidikan nya juga mendukung. Kita lihat juga masih banyak anak putus sekolah di daerah- daerah karna mahalnya pendidikan di negri ini. Pendidikan di negri ini bukan tentang siapa yang mau tapi tentang siapa yang mampu. Mampu akan membayar di depan kasir-kasir pendidikan. Program dari pemerintah sendiripun terkadang masih salah sasaran. Nyatanya masih banyak orang-orang yang mampu mendapatkan program pendidikan gratis dari pemerintah. Sekarang kita hidup dimana orang yang mampu mengaku tidak mampu untuk mendapatkan subsidi sedangkan, orang yang kurang mampu mengaku mampu agar dapat di terima di kalangan sosial masyarakat. Hal ini sangat miris dimana mental bangsa Indonesia sangatlah minim. Pendidikan seharusnya menjadi tombak untuk merubah mindset bangsa Indonesia. Dengan pendidikan maka terciptanya kaum-kaum intelektual yang mampu merubah mindset bangsa Indonesia sendiri.
Saat ini kita telah memasuki era dimana semua serba digital dan memasuki era artificial intelegency atau yang sering kita pahami yaitu revolusi industri 4.0. revolusi industry 4.0 pertama kali di kenalkan oleh prof. Klaus schwab seorang ekonom dari jerman dalam bukunya ‘THE FOURT INDUSTRIAL REVOLUTION’. Dengan makin berkembangnya tekonologi saat ini maka seharusnya pendidikan di Indonesia juga mampu mengusung pendidikan berbasis teknologi. Kita semua sepakat bahwa perubahan-perubahan akan terus berkembang sesuai dengan banyak nya penelitian-penelitian. Hal ini apabila sumber daya manusia khususnya bangsa Indonesia belum mampu menjawab tantangan zaman maka tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi budak di negri sendiri. Apabila itu terjadi sangat miris kondisi bangsa Indonesia. Kita tahu sendiri bahwa masih banyak SDM bangsa Indonesia yang belum memahami teknologi dan komputer-komputer di sekolah pun masih banyak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bagaimana mungkin cita-cita Indonesia emas di 2045 menjadi sebuah kenyataan? Dengan melihat fakta-fakta pendidikan di Indonesia saat ini. Kita semua pastinya menginginkan SDM bangsa Indonesia mampu bersiang dengan bangsa lain. Hal itu mampu tercapai apabila ada revolusi pendidikan Indonesia.
Dengan demikian maka seharusnya ada solusi-solusi yang mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan juga berkompeten. Kalau boleh saya memberikan solusi maka saya akan menjelaskan solusi dari saya sendiri dengan keterbatasan. Solusinya ialah dengan memberikan sebuah akses jalan menuju sekolah untuk Indonesia bagian timur dan daerah-daerah yang masih tertinggal serta memperbaiki sarana prasarana penunjang pendidikan sehingga harapannya iala anak-anak miliki semangat untuk berangkat ke sekolah untuk mencari ilmu dan juga jangan lupa pendidik di Indonesia timur dan daerah tertinggal lainnya di berikan pelatihan-pelatihan keguruan agar pendidik memiliki kompetensi sehingga menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini mampu di wujudkan apabila ada sinergitas antara masyarakat dengan pemerintah daerah maupun dengan pemerintah pusat. Bukan hal yang mustahil anak-anak Indonesia timur dan daerah tertinggal lainnya menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing di kancah internasional. Untuk menjawab tantangan zaman yang kita hadapi saat ini tentang kemajuan teknologi maka seharusnya ada program subsidi teknologi digitalisasi di seluruh lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri. Singapura mengadakan program peminjaman i-tab agar siswa yang tidak memiliki i-tab dapat meminjamnya diperpustakaan bahkan bisa di bawa pulang. Hal ini mungkin dapat di terapkan di Indonesia sehingga seluruh siswa dapat menguasai tekonologi khususnya tekonologi informasi komunikasi. Sehingga harapnya siswa yang akan menjadi sumber daya manusia mampu menjawab tantangan zaman serta mampu bersaing dengan sumber daya manusia Negara lain. Dengan ini maka cita-cita Indonesia emas di 2045 bukan lagi dongeng tapi mampu menjadi sebuah fakta yang ada. Dan Indonesia mampu menjadi Negara kekuatan ekonomi dunia.
masterpiece : Bung Hadi, Manajemen Fakultas Ekonomi, Unesa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“9 Buku yang Harus Dibaca Kader GMNI Agar Tidak Cuma Bisa Teriak Merdeka”

Sekilas Marhaenisme