Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Menolak Lupa-September Hitam

[Menolak Lupa-September Hitam] . Munir Said Thalib kerap kali disapa munir, aktivis Hak Asasi Manusia. Dengan racun arsenik dia dibunuh diudara. Matilah raganya disaksikan awan-awan seperjalanan menuju Belanda. Dan si racun terkutuk itu menentang putusan dengan tak bersuara Ia mengadu pada awak pesawat, pada burung-burung terbang, pada matahari, bulan, bintang dan saksi bisu bahwa bukan dia yang membunuhnya. Tapi mereka, yang tertawa bahagia ketika munir merenggang nyawa. Pembelaan racun arsenik jatuh kebawah sana, dihirup oleh pemuda dan mereka #Menolak Lupa. Menolak lupa bahwa ada yang tidak benar menindas nama kemanusiaan. Tapi jiwa munir tak mati tanpa menuntut keadilan. Jiwanya berlipat ganda merasuki kami yang menuntut untuk USUT TUNTAS KEBENARAN. . Oleh: Sarinah Ulia Bersama tegukan kopi dan lagu di udara-efek rumah kaca

Mendukung Merdeka atau Merawat Kemerdekaan Dalam Bingkai Pen74jahan

GMNI F-MIPA UNESA (Sambung Pikir) “Mendukung Merdeka atau Merawat Kemerdekaan dalam Bingkai Pen74jahan” Kerusuhan atas dugaan pelecehan terhadap bendera Indonesia oleh Mahasiswa Papua telah membuat kericuhan di Surabaya. Dengan ironisnya terjadi ketika momen dimana sang merah putih gagah berani dikibarkan di seluruh penjuru tanah air.   Berkembangnya pemberitaan yang masih dalam taraf dugaan telah mencuatkan isu rasisme dipermukaan, yang dampaknya semakin memperkeruh suasana peringatan kemerdekaan saat itu. Dengan maraknya berita tersebut, Komisariat GMNI F-MIPA UNESA berinisiatif mengadakan diskusi (sambung pikir) untuk menyikapi dalam sudut pandang kemanusiaan yang dibuka untuk seluruh anggota-kader GMNI se-Surabaya. Karena dalam peristiwa tersebut tidak hanya mahasiswa Papua yang dirugikan, tetapi juga persatuan dan kesatuan Indonesia untuk selanjutnya. Peristiwa tersebut melenggang jauh ke media tanpa klarifikasi langsung oleh mahasiswa Papua. Pelemparan kata-kata yang ti...
Papua, Maafkan Warga Beserta Bangsamu Merdeka! Mungkin memang benar, tentang asumsi-asumsi mereka tentangmu yang selalu terjajah oleh Bangsamu sendiri, terlebih nuntuk harga diri dan kekayaan alammu. Mungkin memang benar, perihal kau setiap tahun perayaan Kemerdekaan yang seharusnya disambut dengan semangat juang dan rasa bangga, namun justru setiap tahun itu pula kau selalu dijadikan kambing hitam,kau diombang-ambingkan segelintir demi segelintir rentetan aksi provokasi tak bertanggung jawab. Kau layaknya badan kapal yang dikemudikan beribu nyawa demi menyelamatkannya pada pulau seberang,hingga semua lupa kapalmu mulai rapuh dikikis sang waktu dengan muatan berat yang tak lagi sanggup kau bawa, Tapi,, Untuk tapi beribu kali lagi,maafkan warga beserta bangsa yang besar olehmu juga ini. Kau memang perlu sebuah ikrar ‘ MERDEKA ‘ untuk kau sudahi derita yang kau sebut penjajahanb oleh Bangsamu sendiri, Tapi,, Bukan untuk ‘ MERDEKA LALU MEMISAH ATAU MENINGGALKAN RUMAHMU (BANGSA...